
Ilustrasi endemik Pesut Mahakam. (istimewa/int)
Nagaraya.id, Tenggarong – Desa Pela di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kembali menjadi sorotan sebagai calon penerima penghargaan Kalpataru pada tahun 2024. Desa yang telah mendapatkan pengakuan sebagai desa wisata ini, sebelumnya telah berhasil meraih penghargaan serupa pada tahun 2022, menandai komitmennya terhadap lingkungan.
Pada tahun ini, Desa Pela mengusung tema penyelamatan lingkungan dengan fokus pada konservasi pesut Mahakam, pengawasan illegal fishing, penanaman pohon, dan pembangunan desa ramah lingkungan. Inisiatif-inisiatif ini telah dijalankan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Pela bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pela, yang dipimpin oleh Alimin.
“Semua kegiatan kami telah terdokumentasi dengan baik,” kata Alimin pada Sabtu (13/4/2024). “Ini adalah bukti nyata dari usaha kami dalam menjaga lingkungan.”
Sejak tahun 2018, Pemdes Pela telah proaktif dalam mengawasi praktik illegal fishing dan mencegah pencemaran lingkungan di Sungai Mahakam. Upaya ini termasuk penerbitan Peraturan Desa (Perdes) yang bertujuan untuk melindungi habitat pesut Mahakam dan menghindari pencemaran lingkungan.
Namun, ada kekhawatiran terkait lambatnya proses penyelesaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam. Raperda yang telah dirancang sejak tahun 2022 ini diharapkan dapat segera diselesaikan untuk memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat terhadap upaya konservasi.
Alimin menekankan pentingnya Perda Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam, yang telah dikampanyekannya sejak tahun 2020. “Kami berharap prosesnya dapat dipercepat,” ujarnya. “Keberadaan pesut Mahakam yang hanya tersisa sekitar 70 ekor di alam bebas adalah perhatian utama kami.”
Pesut Mahakam, mamalia air tawar endemik Sungai Mahakam, merupakan daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Pela. Oleh karena itu, keberhasilan dalam konservasi pesut Mahakam tidak hanya penting bagi kelestarian spesies ini, tetapi juga untuk meningkatkan potensi wisata desa.
Dengan adanya Perdes yang membatasi penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, Pemdes Pela menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kesadaran masyarakat setempat untuk menjadikan Sungai Pela dan Desa Pela sebagai kawasan konservasi pesut Mahakam adalah langkah maju yang signifikan.
“Jika wilayah ini menjadi kawasan konservasi, kita tidak hanya menyelamatkan pesut Mahakam dari kepunahan, tetapi juga meningkatkan daya tarik wisata,” tegas Alimin.
Dengan upaya yang berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, Desa Pela berpotensi menjadi model bagi desa-desa lain dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan. Kini, mata tertuju pada Desa Pela, menantikan kabar baik terkait penghargaan Kalpataru dan realisasi Perda Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam yang telah lama dinantikan. (Adv/Diskominfo Kukar)