Nagaraya.id, Tenggarong – Desa Tani Bhakti, yang terletak di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, telah mengambil langkah maju dalam mengintegrasikan pertanian dengan pariwisata. Desa ini tidak hanya mempertahankan warisan pertanian tradisionalnya, tetapi juga telah menetapkan standar baru dalam agrowisata yang berkelanjutan.
Agrowisata Swargo Tani, yang telah menjadi simbol kebanggaan desa, kini telah bertransformasi menjadi pusat inovasi dan keberlanjutan. Ini bukan hanya tentang menawarkan pengalaman wisata, tetapi juga tentang memberdayakan pengunjung untuk terlibat langsung dalam proses pertanian yang berkelanjutan, sambil menikmati keindahan alam yang asri.
Muhammad Amin, Kepala Desa Tani Bhakti, dengan penuh semangat berbicara tentang visi masa depan desanya. “Dengan rencana penambahan perkebunan anggur pada tahun 2024, kami siap untuk tidak hanya menjadi tuan rumah bagi ribuan pengunjung tetapi juga menjadi pelopor dalam agrowisata yang berkelanjutan,” kata Amin pada Selasa (16/4/2024).
Proposal pembangunan Greenhouse yang telah diajukan ke Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah langkah strategis yang akan memastikan kualitas dan keberlanjutan produksi anggur, dengan dukungan dari PT Insani Bara Perkasa melalui program CSR.
Amin menegaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal tetapi juga akan menempatkan Desa Tani Bhakti sebagai destinasi agrowisata yang terkenal tidak hanya di Kalimantan Timur tetapi juga di kancah internasional. Desa ini menghadapi pilihan sulit antara menyerah pada industri tambang batu bara yang menggiurkan atau mempertahankan identitasnya sebagai desa pertanian.
Berdiri teguh di tengah badai, Amin tidak ingin desanya hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman. “Mengapa tidak keduanya?” tanya Amin. “Kita bisa menambang, tapi juga
harus tetap bertani,” tandasnya, menunjukkan bahwa pertanian bukan hanya soal tradisi, tetapi juga tentang inovasi dan adaptasi.
Dengan semangat yang membara, Amin mengajak warganya untuk tidak hanya mengandalkan tambang sebagai sumber ekonomi. “Pertanian modern dengan teknologi terkini bisa membuat kita mandiri,” katanya, menunjukkan visi untuk desa yang tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di tengah persaingan antara industri tambang dan pertanian.
Desa Tani Bhakti kini berada di persimpangan jalan, namun dengan inisiatif dan dukungan yang kuat, desa ini berpotensi untuk menjadi contoh nyata dari pembangunan berkelanjutan yang menyatukan pertanian dan pariwisata. “Hanya waktu yang akan menjawab,” pungkas Amin, menatap masa depan dengan harapan. (Adv/Diskominfo Kukar)