Nagaraya.id, Samarinda – Nasib olahraga rekreasi masyarakat di Kalimantan Timur (Kaltim) masih terpinggirkan. Meski atlet dari kategori ini kerap menorehkan prestasi di tingkat nasional, penghargaan berupa bonus yang menjadi hak mereka belum mendapat perhatian serius. Berbeda nasib dengan atlet olahraga prestasi, atlet olahraga rekreasi seolah berjalan di jalur sunyi tanpa insentif.
Dilema ini terus bergulir di meja Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim. Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai mekanisme pemberian bonus bagi atlet di kategori ini.
“Kami sering mendapat pertanyaan dari para atlet dan peserta yang sukses di ajang seperti Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas). Banyak yang mengira itu tanggung jawab Dispora, padahal bukan kewenangan kami,” ujar Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, dalam sebuah perbincangan.
Thomas menjelaskan, Dispora Kaltim hanya berfokus pada aspek teknis penyelenggaraan kegiatan. Pemberian bonus, yang menjadi isu sensitif ini, berada di luar ranah kerja mereka.
Minimnya kepastian mengenai insentif finansial ini bukan tanpa dampak. Motivasi para atlet untuk berkompetisi kian tergerus. Penghargaan berupa bonus yang seharusnya menjadi bentuk apresiasi nyata atas usaha mereka tak kunjung terealisasi.
“Kami berharap pemerintah daerah dan pihak terkait bisa duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang jelas dan transparan soal pemberian bonus. Ini penting untuk mendorong motivasi atlet agar terus berprestasi,” ungkap Thomas.
Tanpa kebijakan yang berpihak, olahraga rekreasi masyarakat Kaltim tetap berada di persimpangan. Sementara atlet olahraga prestasi melesat dengan dukungan penuh, atlet rekreasi masih menanti perhatian yang layak. (Jay/Yus/ADV/Dispora Kaltim)