Nagaraya.id, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) sedang berada di persimpangan penting dalam menghargai perjuangan para atlet dan pelatihnya. Janji pemberian bonus dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menjadi sorotan, terutama setelah Kepala Dispora, Agus Hari Kusuma, menegaskan bahwa proses perhitungan dilakukan secara transparan. Namun, di balik transparansi itu, terselip tantangan besar, yaitu ketersediaan anggaran.
Agus mengungkapkan, perhitungan bonus telah selesai, mencakup semua kategori penerima, mulai dari peraih medali emas hingga pelatih pendamping. Proses ini, menurutnya, dikoordinasikan secara detail oleh tim khusus yang dipimpin Bagus.
“Kami pastikan semua data akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Transparansi menjadi prioritas utama,” ujar Agus.
Namun, di balik keseriusan tersebut, Dispora Kaltim masih bergulat dengan persoalan klasik: keterbatasan dana. Hingga saat ini, pencairan bonus masih bergantung pada APBD murni yang dinilai belum memadai. Agus menegaskan, jika anggaran itu tak cukup, pihaknya akan mengupayakan tambahan melalui APBD Perubahan.
“Kami tidak hanya berjanji, tapi kami juga berusaha. Bonus ini bukan sekadar angka, melainkan penghargaan atas perjuangan mereka membawa nama baik Kaltim,” tegas Agus.
Kendati demikian, polemik ini memunculkan pertanyaan mendasar: apakah bonus yang dijanjikan mampu terealisasi tanpa mengorbankan program lain? Atau justru menjadi ujian integritas pemerintah dalam memprioritaskan apresiasi kepada atlet?
Agus sendiri menekankan bahwa penghargaan ini lebih dari sekadar insentif finansial. Baginya, ini adalah investasi jangka panjang untuk membangun semangat juang para atlet.
“Kami ingin para atlet dan pelatih tahu bahwa perjuangan mereka dihargai, dan itu harus menjadi motivasi untuk prestasi yang lebih besar,” katanya. (Jay/Yus/ADV/Dispora Kaltim)