
Anggota DPRD Kaltim, Safuad.
Nagaraya.id, Samarinda – Musim kemarau yang melanda Kalimantan Timur (Kaltim) telah menyebabkan penurunan hasil panen padi hingga 50%. Anggota DPRD Kaltim, Safuad, mendesak pemerintah provinsi untuk menyiapkan program alternatif guna mengatasi masalah yang dihadapi petani.
Koordinasi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat menjadi kunci dalam mengantisipasi dampak negatif terhadap pertanian, yang berpengaruh langsung pada kebutuhan pangan daerah. Kementerian Pertanian telah merancang program untuk meminimalisir dampak El Nino, melalui antisipasi dini, adaptasi, mitigasi, dan kolaborasi, termasuk memastikan suplai air ke sawah dengan selang yang terhubung ke sumber air.
“Perangkat ini diperlukan karena petani mengalami keterbatasan. Pemerintah harus hadir dalam pemenuhan sarana prasarana seperti pipa atau selang untuk kebutuhan air,” ujar Safuad
pada Rabu (1/11/2023).
Wilayah sentral pertanian di Kutai Timur (Kutim) seperti Kaubun, Kaliorang, Long Mesangat, dan Kongbeng memerlukan jaringan irigasi yang memadai. Safuad menyarankan pembuatan sumur, bendungan, atau mata air, serta jaringan pipa yang mengalirkan air langsung ke sawah sebagai solusi alternatif.
Dengan koordinasi yang baik dan alokasi anggaran yang maksimal, Safuad yakin dampak El Nino dapat diminimalisir. Penggunaan anggaran dana desa untuk pembuatan jaringan irigasi juga diharapkan dapat membantu petani menghadapi musim kemarau.